SEMINAR NASIONAL
“REVITALISASI MANAJEMEN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0”
PEMATERI:
1.
Ibu Izzul Fitriyah, S.Pd, M. Pd
2.
Bapak Prof. Dr. H. Imron Arifin, M. Pd
Latar Lahirnya
Revolusi Industri di Dunia
Revolusi industri adalah ketika
kemajuan teknologi yang besar disertai dengan perubahan sosial ekonomi dan
budaya yang signifikan. Revolusi industri pertama terjadi pada abad 18, ketika
ditemukan mesin-mesin bertenaga uap, yang membuat manusia beralih dari
mengandalkan tenaga hewan ke mesin-mesin produksi mekanis. Revolusi industri
kedua berlangsung di sekitar tahun 1870 ketika perindustrian dunia beralih ke
tenaga listrik yang mampu menciptakan produksi massal. Revolusi industri ketiga
terjadi di era 1960-an saat perangkat elektronik mampu menghadirkan otomatisasi
produksi.
Revolusi industri keempat, sejak
2011 lahir Revolusi Industri 4.0. ditandai dengan dunia perindustrian dan
manufaktor mengalami ledakan revolusi informasi dan digitalisasi. Terminologi
Revolu industri 4.0 pertama kali dikenal di Jerman pada 2011. Pada revolusi
industri 4.0 ditandai dengan integrasi yang kuat antara dunia digital dengan
produksi industri revolusi industri 4.0 merupakan era digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem internet
atau cyber system. Situasi membawa dampak
perubahan besar di masyarakat.
Pendidikan Indonesia sejak tahun
2018 merasakan dampak digitalisasi dalam menghadap tantangan global yang
disebut sebagai era Revolusi Industri ke 4 (Industry
Revolution 4.0). Sejak 29 Januari 2018. Kemenristekdikti telah aktif
menyuarakan kebijakan dan program pendidikan tinggi menghadapi Globalisasi
Pendidikan dan Revolusi Industri 4.0. Kebijakan ini mulai diikuti Kemendikbud
tahun 2019 dengan dimulainya USBK di kota-kota besar, per siswanya menggunakan
komputer/lap-top dalam ujian, mulai SD-SMA. Disisi lain, munculnya issues of Industry Revolution 4.0. diiringi dengan gerakan dari Jepang yang dinamakan Society 5.0. (anty thesis)
·
Tantangan
Pendidikan Indonesia Pada Era Revolusi Industri 4.0 & Society 5.0
Tantangan PendidIkan Indonesia di era globalisasi, revolusi industri 4.0.
& Society 5.0 di antaranya:
1.
Kemunculan pendidikan
negara asing di Indonesia sebagai dampak globalisasi, Revolusi Industri 4.0
& Society 5.0
2.
Munculnya distruptive
innovation in education by online and distance learning massive.
3.
Besarnya pembiayaan pemenuhan jumlah dosen/guru
dan issue tentang kualitas dosen/guru
yang dituntut penguasaan nilai
sains-teknologi-digitalisasi dengan tetap komitmen pada nilai-nilai humanistik
dan kebangsaan dalam setiap kegiatan pembelajaran dalam proses pendidikan.
·
Fenomena
Perubahan Revolusi Industri 4.0
The Growth of Technology and
Internet (Sophisticated & Massive)
-
Digital
-
Costumise
Production
-
Interaction
human & machine
-
Authomatic
data exchange & communication
-
Information
technology
-
Optimation
-
Automation
& adaptation
-
Value added
service & business
Tuntutan dunia usaha & industri, dunia pendidikan: “pengembangan
strategi transformasi SDM berkompetensi dan profesional”. Kebijakan strategis
bidang Pendidikan: (1) Kelembagaan, (2) Bidang studi, (3) Kurikulum, (4)
Sumberdaya, (5) Pengembangan “Cyber
University” pada PT., dan (6) Riset dan pengembangan.9
Pembelajaran
PAUD di Era Revolusi Industri 4.0 saat ini harus bisa dikembangkan dengan baik,
guru juga dituntun untuk bisa memberikan pembelajaran yang menyenangkan pada
siswa. Disini kreativitas guru harus mencakup aspek-aspek, diantaranya:
•
Brainstorming
•
Memberikan ide-ide baru
•
Memperluas ide-ide yang ada
•
Respon terhadap ide orang lain
•
Membuat ide dapat dipahami dan bermanfaat bagi orang
lain
Selain aspek kreativitas, dalam aspek berkomunikasi harus bisa dilakukan
dengan baik baik komunikasi secara verbal, tertulis, dan multimedia. Sejak dini
siswa juga bisa dilatih dengan berpikir kritis dengan melakukan metode
pembelajaran secara inquiri, yaitu sebuah proses diamana anak terlibat dalam
pembelajarannya, menanya hal-hal yang esensial, menyelidiki, membangun
pemahaman-pemahaman baru, menemukan makna dan pengetahuan (Alberta, 2004). Dengan begitu dapat menciptakan
lingkungan kelas yang memberi kesempatan anak untuk menyuburkan rasa ingin
tahu, bertanya, berkolaborasi dan menyuburkan inquiri mindset.
Media-media pembelajaran juga bisa dikembangkan berbagai ragam dari bahan
yang dinamakan Loose Parts, yaitu bahan-bahan
yang terbuka, dapat terpisah, dapat disatukan kembali, dibawa, digabungkan, dijajar,
dipindahkan, dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan bahan-bahan lain.
Dapat berupa benda alam atau sintetis. Contoh dari bahan Loose Parts seperti bahan alam, plastic, logam, kayu, benang dan kain (serat), kaca dan
keramik, bekas
kemasan (kardus, gulungan tissue, karton wadah telor, dll). Banyak manfaat dari penggunaan bahan Loose Parts diantaranya:
•
Kaya dengan nutrisi sensorial
•
Dapat digunakan sesuai pilihan anak
•
Dapat diadaptasi dan dimanipulasi dalam banyak cara
•
Mendorong kreativitas dan imajinasi
•
Mengembangkan lebih banyak keterampilan dibandingkan
APE pabrik
•
Dapat dikombinasikan dengan bahan lain
•
Mendorong pembelajaran terbuka
•
Mengembangkan 6 area perkembangan anak
•
Mengembangkan ketrampilan inquiry
•
Mengajak anak bertanya
•
Mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
•
Mengembangkan imajinasi dan dan kreativitas
Dengan metode serta media tersebut diharapkan bisa lebih mengembangkan
pengetahuan dan kreativitas siswa dengan tidak hanya monoton pada metode atau
media tertentu saja tapi bisa ditemukan atau memanfaatkan apa yang ada
disekitar mereka.
0 Komentar