OPTIMALISASI PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENYELENGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN




Disusun untuk memenuhi
matakuliah Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd.



Oleh
Aa Coreta                       (170131601105)
Balqis Fitria Rahma       (170131601056)                                 
Nella Yanuar Rizky       (170131601097)



  


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDKAN
Februari, 2019







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Optimalisasi Peran Serta Masyarakat dalam Penyelengaraan Program Pendidikan” ini tepat waktu. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat dengan cahaya kebenaran.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Hubungan Masyarakat. Dalam makalah ini akan dibahas secara rinci mengenai strategi peningkatan peran serta masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat, upaya-upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam program pendidikan, langkah-langkah pengembangan kegiatan peran serta masyarakat, strategi pola dan proses membangun partisipasi masyarakat, dan bentuk pola dan tahapan kerja mendorong partisipasi masyarakat. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca.

                                                                                    Malang, 13 Februari 2019
           

                                                                                    Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.     Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat.......................................... 3
B.     Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat............................... 6
C.     Upaya Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Program
Pendidikan................................................................................................ 7
D.    Langkah Pengembangan Kegiatan Peran Serta Masyarakat..................... 11
E.     Bentuk/Pola dan Tahapan Kerja Lembaga Pendidkan dalam
Mendorong Partisipasi Masyarakat........................................................... 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................ 15
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 16





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan zaman era globalisasi saat ini ditandai dengan persaingan kehidupan dari berbagai aspek terutama dalam aspek pendidikan, yang dimana kondisi tersebut diiringi berkembangnya tuntutan demokratisasi pendidikan,  akuntabilitas,  tuntutan kualitas serta jaminan mutu dari dunia kerja. Hal ini mengharuskan lembaga pendidikan dan tenaga pendidik untuk memiliki kualitas yang andal. Upaya-upaya pemerintah dalam peningkatan mutu telah banyak dilakukan, tetapi pendidikan masih dihadapkan kepada berbagai permasalahan, yang paling krusial adalah rendahnya mutu pendidikan. Yang mana faktor penyebabnya karena minimnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kebijakan program pendidikan sebagai akibat masyarakat yang kurang rasa memiliki.Dengan begitu masyarakat dipandang sebagai pemilik dan pelaku sejati proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.         Dalam sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan meliputi tiga jalur pendidikan yang saling terkait yakni pendidikan formal (pemerintah), pendidikan informal (keluarga), dan pendidikan nonformal (masyarakat).
Dengan demikian, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan memang tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah dengan seluruh jajarannya tetapi juga melibatkan pihak keluarga dan masyarakat.Keberhasilan penerapan manajemen yang melibatkan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan pimpinan organisasi untuk dapat berperan secara aktif dalam pengelolaan organisasi dengan memberdayakan serta mengadakan pendekatan dan hubungan dengan para pendukungnya di masyarakat. Optimalisasi peran serta dari masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan pada sebuah organisasi sangat tergantung pada apa dan bagaimana organisasi melakukan pendekatan untuk memberdayakan mereka sebagai mitra penyelenggaraan organisasi yang berkualitas. Sebagai institusi organisasi tidak dapat lepas dari masyarakat di lingkungan organisasi tersebut berada


dan dalam pelaksanaan manajemen, peran serta masyarakat yang baik tidak hanya tergantung pada perencanaan dan persiapan materi yang baik, tetapi juga ketepatan dalam menentukan dan menggunakan teknik komunikasi yang digunakan untuk berhubungan dengan masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana strategi peningkatan peran serta masyarakat?
2.      Apa faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat?
3.      Bagaimana upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam program pendidikan?
4.      Bagaimana langkah pengembangan kegiatan peran serta masyarakat?
5.      Bagaimana bentuk pola dan tahapan kerja lembaga pendidikan dalam mendorong partisipasi masyarakat?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui strategi peningkatan peran serta masyarakat.
2.      Memahami faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat.
3.      Memaparkan upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam program pendidikan.
4.      Mengetahui langkah pengembangan kegiatan peran serta masyarakat.
5.      Mengetahui bentuk pola dan tahapan kerja lembaga pendidikan dalam mendorong partisipasi masyarakat.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat
Kepemimpinan dalam sekolah memiliki peran penting ketika menjalankan program-program sekolah.  Dalam menjalankan program tersebut membutuhkan partisipasi dari orang tua peserta didik dan masyarakat. Menurut Benty & Gunawan (2015: 79) terdapat tiga hal yang perlu dipertimbangkan ketika mengupayakan partisipasi orang tua dan masyarakat untuk keberhasilan program sekolah, yaitu:
1.      Menjalin Komunikasi yang Efektif dengan Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua peserta didik maupun masyarakat akan ikut serta dalam program sekolah ketika mereka merasakan manfaat dari program tersebut. Manfaat tersebut berupa rasa bangga karena dapat menyumbangkan kemampuan yang dimiliki untuk sekolah. Jadi, hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik ketika ada komunikasi yang lancar. Berikut pendekatan-pendekatan untuk menjalain komunikasi dengan orang tua dan masyarakat menurut Benty & Gunawan, yaitu:
a.       Mengidentifikasi orang-orang kunci, yaitu orang-orang yang mampu mempengaruhi teman lain. Hal tersebut bertujuan untuk menarik partisipasi orang untuk ikut berkontribusi terhadap program sekolah. Orang-orang tersebut misalnya orang yang dituakan ataupun memiliki pengalaman di bidang tertentu.
b.      Melibatkan orang-orang kunci tersebut dalam kegiatan sekolah, khususnya yang sesuai minatnya. Misalnya dokter gigi yang diminta bantuan untuk memberikan ilmunya mengenai cara merawat gigi.
c.       Memilih saat yang tepat, misalnya pelibatan tokoh masyarakat yang peduli lingkungan di hari lingkungan hidup dalam meningkatkan kesadaran untuk menjaga bumi.


2.      Melibatkan Masyarakat dan Orang Tua dalam Program Sekolah
Orang tua dan masyarakat akan dengan senang hati melaksanakan program sekolah ketika mereka merasa dilibatkan dalam pembuatan program tersebut. Program sekolah tersebut tidak hanya bermanfaat bagi sekolah saja melainkan juga masyarakat. Agar program sekolah juga dapat bermanfaat bagi masyarakat maka sekolah dapat melakukan: a) program kemasyarakatan, seperti membersihkan lingkungan luar sekolah; b) menghadirkan tokoh masyarakat untuk menjadi pembicara dalam program sekolah, misalkan menghadirkan perkumpulan sanggar tari di lingkungan sekolah untuk membagikan ilmunya; dan c) membuat majalah sekolah agar masyarakat mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang diadakan oleh sekolah.
3.      Memberdayakan Dewan Sekolah
Keberadaan dewan sekolah akan menjadi penentu dalam pelaksanaan otonomi pendidikan di sekolah. Orang tua dan masyarakat ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pengelolaan pendidikan di sekolah melalui dewan sekolah. Beberapa upaya untuk meningkatkan komitmen peran serta masyarakat dalam pendidikan menurut Benty & Gunawan (2015), yaitu:
a.       Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang pendidikan terutama ditingkat sekolah. Melalui otonomi, pengambilan keputusan yang menyangkut pelaksanaan layanan jasa pendidikan akan semakin mendekati kepentingan masyarakat yang dilayani.
b.      Selanjutnya program imlab swadana, yaitu pemerintah baru akan memberikan sejumlah bantuan tertentu kepada sekolah apabila masyarakat telah menyediakan sejumlah biaya pendamping.
c.       Mengembangkan sistem sponsorship bagi kegiatan pendidikan.
d.      Melalui upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan orang tua dalam mendukung program-program sekolah dapat teroptimalkan.
Menurut Slameto dan Kriswardani dalam Benty & Gunawan (2015: 83) menyatakan dalam rangka mendorong partisipasi orang tua, kepala sekolah perlu melakukan beberapa hal yakni:
1)      Mengidentifikasi kebutuhan sekolah dan partisipasi orang tua dalam program dan kegiatan sekolah, dalam hal ini upayaka untuk melibatkan guru, tenaga kependidikan dan wakil dewan pendidikan serta komite sekolah dalam identifikasi tersebut.
2)      Menyusun tugas-tugas yang dapat dilakukan bersama dengan orang tua secara fleksibel.
3)      Membantu guru mengembangkan program pelibatan orang tua dalam berbagai aktivitas sekolah dan pembelajaran.
4)      Menginformasikan secara luas program sekolah dan membuka peluang bagi orang tua untuk menjadi relawan dalam berbagai aktivitas sekolah.
5)      Memberi penghargaan secara proporsional dan profesional terhadap keterlibatan orang tua dalam berbagai program dan kegiatan sekolah.
Mansyur dalam Benty & Gunawan (2015: 83) mengemukakan bahwa untuk dapat mendorong dan menyadarkan masyarakat agar dapat berpartisipasi terhadap sekolah, bukanlah salah suatu pekerjaan yang mudah, akan tetapi menyita banyak pemikiran, banyak tenaga, dan banyak materi. Karena dalam hal ini untuk menarik minat masing-masing manusia atau individu itu harus memperhatikan perbedaan yang terdapat pada setiap diri manusia. Dalam hal ini manusia memiliki karakter yang berbeda atau unik dari manusia lainnya, dan juga berbeda antara satu dengan lainnya. Maka dalam hal ini langkah terpenting yang harus dilakukan adalah dengan menentukan upaya maupun strategi atau cara yang nyata untuk menarik minat partisipan untuk ikut berpartisipasi dengan suatu lembaga partisipasi masyarakat yang telah dibentuk. Menurut Benty dan Gunawan (2015: 83) bahwa strategi untuk mendorong dan menyadarkan masyarakat agar dapat berpartisipasi terhadap pendidikan yaitu pendekatan bahasa agama dan ideologis dan pendekatan motivasi kebutuhan pemenuhan diri (self-fulfilment) atau pendekatan mutu.Jadi dalam upaya mendorong dan menyadarkan partsipasi masyarakat itu harus dipersiapkan dengan baik mulai dari mehami perbedaan sampai sosialisasi yang dilakukan untuk menyadarkan partisipasi masyarakat dengan terfokus terhadap bahasa agama, dan ideologis yang dianut masyarakat serta motivasi yang sangat tinggi dari pihak sekolah.
Menurut Benty & Gunawan (2015: 83) bahwa pendekatan bahasa agama dan ideologi, pendekatan agama ini digunakan untuk memberikan pemahaman, penyadaran, dan pentingnya partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Pendekatan agama dinilai lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan motivasi, selain itu pendekatan ini lebih mudah untuk mendorong masyarakat agar berpartisipasi terhadap lembaga pendidikan. Karena agama merupakan hal paling utama yang dianut masyarakat atau yang diyakini masyarakat, dengan menggunakan metode pendekatan agama maka akan lebih menggerakkan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Peran serta kepala sekolah juga merupakan hal yang paling penting, karena sebagai kepala sekolah berkompeten saja belum cukup, perlu motivasi dan kreatifitas tinggi guna mendorong partisipasi masyarakat. Karena kepala sekolah dalam hal ini yakni sebagai penggerak, dan pendorong motivasi masyarakat bagi pengembangan pendidikan.

B.     Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi peran atau partisipasi masyarakat menurut Slameto dan Kriswandani dalam Benty & Gunawan (2015: 80-81) ada tiga, yaitu:
1.      Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan, dan martabatnya. Masyarakat yang memiliki pandangan tersebut akan berfikir bahwa pelaksanaan pendidikan pada akhirnya akan bermanfaat untuk masyarakat juga. Sekolah memiliki tanggung jawab untuk memberikan pencerahan bahwa pendidikan penting untuk meningkatkan taraf hidup.
2.      Tanggung jawab sekolah. Pihak sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berperan serta dalam program sekolah.
3.      Regulasi. Hal ini sangat penting untuk mendorong semua pihak agar mempunyai kemauan untuk ikut ambil bagian dalam pendidikan. Pemerintah sebagai pengayom masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan kondisi yang kondusif.

C.    Upaya Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Program Pendidikan
Slameri dan Kriswandani dalam Benty & Gunawan (2015: 81) berpendapat tidak setiap kondisi sosial budaya terbiasa dengan partisipasi, sebagai salah satu bentuk dari budaya demokrasi, maka bisa saja usaha meningkatkan kualitas sebuah lembaga pendidikan dengan memanfaatkan partisipasi aktif masyarakat tidaklah selalu berjalan mulus. Sekalipun begitu peningkatan partisipasi masyarakat haruslah tetap diusahakan, sekalipun harus diakui tidak gampang. Hal-hal yang bisa diusahakan antara lain:
1.      Melakukan persuasi kepada masyarakat, bahwa dengan keikutsertaan masyarakat dalam kebijakan yang dilaksanakan, justru akan menguntungkan masyarakat sendiri;
2.      Menghimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi melalui serangkaian kegiatan;
3.      Menggunakan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai khalayak banyak untuk ikut serta dalam kebijakan agar masyarakat kebanyakan yang menjadi pengikutnya juga sekaligus ikut serta dalam kebijakan yang diimplementasikan;
4.      Mengaitkan keikutsertaan masyarakat dalam implementasi kebijakan dengan kepentingan mereka, masyarakat memang perlu diyakinkan bahwa ada banyak kepentingan mereka yang terlayani dengan baik jika mereka berpartisipasi dalam kebijakan;
5.      Menyadarkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi terhadap kebijakan yang telah ditetapkan secara sah dan kebijakan yang sah tersebut adalah salah satu dari wujud pelaksanaan dan perwujudan aspirasi masyarakat.
Menurut Wiratno (2016) ada beberapa upaya untuk menggalang partsipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah yaitu:
1.      Menawarkan sanksi terhadap masyarakat yang tidak mau berpartisipasi, baik berupa hukuman, denda, dan kerugian-kerugian yang harus diderita oleh pelanggar.
2.      Menawarkan hadiah kepada mereka yang mau berpartisipasi.
3.      Melakukan persuasi bahwa keikutsertaan masyarakat dalam pendidikan di sekolah akan menguntungkan masyarakat sendiri, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
4.      Menghimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi melalui serangkaian kegiatan.
5.      Menghubungkan partisipasi masyarakat dengan layanan sekolah yang lebih baik.
6.      Menggunakan tokoh masyarakat yang memiliki khalayak banyak untuk ikut serta dalam kegiatan sekolah, agar masyarakat banyak yang menjadi pengikutnya juga sekaligus ikut serta dalam kegiatan pendidikan yang diimplementasikan di sekolah.
7.      Menghubungkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sekolah dengan kepentingan mereka. Dalam hal ini masyarakat harus diyakinkan bahwa banyak kepentingan mereka yang terlayani dengan baik jika mereka berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan di sekolah.
8.      Menyadarkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah untuk mewujudkan aspirasinya.
Sedangkan menurut Bagin & Gallagher (dalam Imron & Sumarsono, 2017: 68-69) menyatakan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengupayakan partisipasi orang tua terhadap keberhasilan program sekolah diantaranya:
1.      Menjalin komuniikasi yang efektif dengan orang tua dan masyarakat secara intensif.
Partisipasi orang tua dan masyarakat akan tumbuh dan meningkat manakala orang tua dan masyarakat yang merasakan manfaat dari keterlibatannya dalam kegiatan sekolah. Salah satu jalan penting untuk membina hubungan dengan masyarakat adalah menetapkan komunikasi yang efektif. Dengan menetapkan komunikasi yang efektif dengan orang tua dan insentif dengan masyarakat akan menumbuhkan tingkat partisipasi masyarakat dan orang tua lebih besar, karena mereka merasa sangat berperan dalam menumbuhkan pendidikan.
2.      Melibatkan masyarakat dan orang tua dalam program sekolah.
Di sini sekolah harus memperkenalkan program dan kegiatan sekolah kepada masyarakat. Agar masyarakat lebih mengenal dan dapat membantu program tersebut. Selain itu, hal tersebut dapat menumbuhkan hubungan masyarakat dan sekolah menjadi lebih baik dan erat. Semua masyarakat maupun orang tua harus dilibatkan langsung dalam program-program sekolah. Sekolah juga dapat memberitahhukan kepada masyarakat mengenai program terbaik di sekolah, agar minat masyarakat tinggi terhadap sekolah tersebut.
3.      Menciptakan iklim yang kondusif.
Iklim sekolah bisa mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dan orang tua terhadap pelaksanaan program sekolah. Untuk itu kepala sekolah dan warga sekolah menciptakan iklim yang kondusif di sekolah. Cara menumbuhkan iklim yang kondusif yakni dengan menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun), dapat juga dengan kunjungan ke sekolah maupun ke rumah masyarakat, dan menghargai setiap pendapat pihak masyarakat maupun sekolah.
4.      Memberdayakan fungsi dan peran komite sekolah.
Keberadaan komite sekolah harus bertumpu pada partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas layanan sekolah oleh karena itu komite perlu memiliki fungsi dan peran yang jelas sesuai dengan posisinya. Peran komite sekolah bukan hanya terbatas pada mobilisasi sumbangan, tetapi berperan serta pada hal-hal yang lebih pokok untuk membantu dan mengawasi pelaksanaan program sekolah. Tentu saja keikutsertaan komite sekolah ini mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komite sebagai pihak yang mewadahi berbagai partisipasi masyarakat, hal ini tentu sangat mempengaruhi dalam setiap program kegiatan sekolah.
5.      Mengundang masyarakat dalam rapat tahunan sekolah.
Masyarakat perlu terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini tentu sekolah harus transparan dalam hal kurikulum pembelajaran sekolah dan juga tentang biaya penyelenggaraan sekolah. Karena sering kali sekolah tidak mau terbuka mengenai kedua hal tersebut, yang menjadikan masyarakat enggan untuk memberikan partisipasi mereka kepada sekolah. Mengundang masyarakat untuk ikut dalam rapat tahunan dimaksudkan agar masyarakat tau mengenai informasi terbaru dari sekolah. Selain itu, dalam pengambilan keputusan sekolah juga dapat meminta persetujuan masyarakat untuk memberikan keputusan mengenai suatu hal. Dengan begitu hubungan masyarakat dan sekolah akan menjadi lebih erat dan masyarakat akan sangat berpartisipasi dalam setiap kegiatan di sekolah tersebut.
Upaya peningkatan peran serta masyarakat menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidkan Nasional pasal 8, meliputi:
1.      Pemerintah menyeberluaskan informal dan pengertian berkenaan dengan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut berperanserta dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.
2.      Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional.
Pendekatan Public Relation menurut Kowalsky (2011:12) dibagi menjadi empat, yaitu:
1.      One-way asymmetrical (asimetris satu arah). Pendekatan ini digunakan untuk menyebarkan publisitas positif dan membatasi informasi yang tidak menguntungkan; ini adalah bentuk propaganda yang terkait dengan agen pers dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi organisasi.
2.      One-way symmetrical (simetris satu arah). Pendekatan ini digunakan untuk menyebarkan informasi publik yang akurat tanpa sukarela memberikan informasi negatif; ini lebih netral daripada pers agen dan dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi organisasi dan masyarakat.
3.      Two-way asymmetrical (Asimetris dua arah). Pendekatan ini digunakan untuk membujuk publik, tetapi informasi tentang publik ini digunakan untuk menyusun komunikasi untuk meningkatkan kemungkinan mempengaruhi perilaku masyarakat.
4.      Two-way symmetrical (Simetris dua arah). Pendekatan ini digunakan untuk membangun saling pengertian dan menyelesaikan konflik antara organisasi dan publiknya; itu membutuhkan pengetahuan yang luas dan pemahaman publik ini dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi organisasi dan masyarakat.

D.    Langkah Pengembangan Kegiatan Peran Serta Masyarakat
Sekolah dalam meningkat partisipasi masyarakat dalam program pendidikan sekolah harus memahami tahapan dalam melaksanakan kerja sama dengan masyarakat. Menurut Benti & Gunawan (2015: 82) tahap-tahap dalam mengembangkan peran serta masyarakat adalah:
1.    Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat melalui dialog untuk mendapatkan dukungan;
2.    Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah pendidikan maupun masyarakat dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, apabila diperlukan bantuan dari luar bentuknya hanya berupa perangsang atau pelengkap sehingga tidak semata-mata bertumpu pada bantuan tersebut;
3.    Menumbuhkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan pendidikan dapat diukur dengan makin banyaknya jumlah anggota masyarakat yang mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan pendidikan di sekolah;
4.    Mengembangkan semangat gotong-royong dalam pembangunan pendidikan. Semangat gotong royong yang merupakan warisan budaya masyarakat Indonesia hendaknya dapat juga ditentukan dalam upaya peningkatan derajat pendidikan masyarakat. Adanya semangat gotong royong ini diukur dengan melihat apakah masyarakat bersedia bekerjasama dalam kegiatan program pendidikan;
5.    Bekerja bersama masyarakat. Dalam setiap kegiatan program pendidikan, hendaknya pemerintah atau sekolah menggunakan prinsip bekerja untuk dan bersama masyarakat. Maka akan meningkatkan motivasi dan kemampuan masyarakat karena adanya bimbingan, dorongan, alih pengetahuan dan keterampilan dari sekolah kepada masyarakat;
6.    Penyerahan pengembalian keputusan kepada masyarakat. Semua bentuk upaya penggerakkan peran serta masyarakat termasuk di bidang pendidikan apabila ingin berhasil dan berkesinambungan hendaknya bertumpu pada budaya dan adat setempat. Untuk itu pembuatan keputusan khususnya yang menyangkut tata cara pelaksanaan kegiatan guna penyelesaian masalah pendidikan yang ada dimasyarakat hendaknya diserahkan kepada masyarakat. Pemerintah maupun sekolah hanya bertindak sebagai fasilitator dan dinamisator sehingga masyarakat merasa lebih memiliki tanggung jawab untuk melaksanakannya.

E.     Bentuk Pola dan Tahapan Kerja Lembaga Pendidkan dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat
Menurut Benty & Gunawan (2015: 84) bahwa sekolah untuk mendorong masyarakat agar berpartisipasi terhadap sekolah, disamping menggunakan teori gerakan sosial, motivasi, dan konsep agama, seperti diuraikan diatas, pendekatan yang lain untuk mendorong partisipasi masyarakat luas terhadap sekolah adalah meletakkan orang-orang yang tepat pada posisi ketua komite sekolah dan kepala sekolah. Maka untuk mendorong partisipasi masyarakat luas terhadap suatu sekolah yakni selain dengan menggunakan pola kerja yang terarah dan sistemik, perlu adanya peran komite sekolah dan kepala sekolah yang menunjang keunggulan sekolah, serta pemilihan ketua komite dan kepala sekolah yang berkompeten, kreatif dan mempunyai motivasi tinggi. Karena pada hakikatnya partisipasi masyarakat terhadap sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Menurut Benty & Gunawan (2015: 84-85) menjelaskan bahwa mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu merupakan tingkatan baik atau buruknya sesuatu. Untuk mencapai tingkat mutu baik, maka diperlukan perencanaan yang siap. Jika perencanaan tidak dipersiapkan maka akan mengakibatkan proses yang tidak terarah, yang akan menghabiskan waktu, tenaga, biaya, dan pemikiran. Dalam mempersiapkan program dapat diawali dengan mengadakan survei. Survei yaitu metode pengumpulan data atau informasi. Dengan itu untuk membuat program yang baik maka perlu diadakan survei di dalam sekolah dan masyarakat. Survei ini juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, karena proses survei salah satunya dengan teknik wawancara dan penggunaan angket. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dimana diperlukan adanya penjelasan langsung tentang konteks atau area penelitian kepada responden dan teknik menggunakan angket atau kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat (Sa’ud & Makmun, 2005: 88). Keahlian dalam berkomunikasi dalam teknik wawancara sangat diperlukan untuk keberhasilan pengumpulan data dan informasi. Sedangkan teknik angket atau kuesioner dapat berhasil jika peneliti dapat menyusun pertanyaan yang mudah, dapat dipahami, dan berbobot. Maka dari itu pihak hubungan masyaraka yang ada di sekolah harus menguasai kedua teknik tersebut guna melakukan pendekatan kepada masyarakat dan orang tua siswa untuk menarik partisipasi mereka dalam pendidikan. Peran serta masyarakat atau pertisipasi masyarakat menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 pasal 4 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional dalam Suryosubroto (2012) dapat berbentuk:
1.      Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur pendidikan sekolah;
2.      Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan atau membantu melaksanakan pengajaran, pembimbingan dan/atau pelatihan peserta didik;
3.      Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dan/atau penelitian dan pengembangan;
4.      Pengadaan dan/atau penyclenggaraan program pendidikan yang belum diadakan dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah untuk menunjang pendidikan nasional;
5.      Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
6.      Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
7.      Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
8.      Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;
9.      Pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan pengembangan pendidikan nasional;
10.  Pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan/atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan;
11.  Pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan; dan
12.  Keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang diselenggarakan oleh Pemerintah di dalam dan/atau di luar negeri.
Menurut Benty dan Gunawan (2015: 85) bahwa program hubungan masyarakat yang sempurna meliputi partisipasi guru dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang akan memberi dampak positif terhadap persepsi masyarakat terhadap sekolah. Karena dengan adanya guru yang ikut serta dalam kegiatan masyarakat maka masyarakat akan berfikiran bahwa citra dari sekolah tersebut sangat baik, dengan begitu masyarakat akan dengan senang hati memberikan partisipasinya untuk memajukan pendidikan di sekolah tersebut.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Dalam peningkatan peran serta partisipasi masyarakat di bidang pendidikan, sekola perlu merumuskan strategi. Strategi yang dapat diterapkan yakni dengan menjalin komunikasi yang bak dengan orang tua dan masyarakat, melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan sekolah dan memberdayakan dewan sekolah. Dengan strategi tersebut akan menggiring opini masyarakat bahwa mereka sangat diakui keberadaannya dan menjadikan masyarakat tidak enggan untuk berpartisipasi dalam memajukan pendidikan nasional. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peran serta masyarakat, yakni kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, tanggung jawab sekolah, dan regulasi. Serta upaya- upaya yang dilakukan sekolah guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam program pendidikan yakni salah satunya dengan mengikutsertakan masyarakat dalam implementasi kebijakan dengan kepentingan mereka. Maka dari itu yang berperan dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat ini bukan hanya kepala sekolah dan kepala komite, namun guru juga terlibat langsung dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat.

DAFTAR RUJUKAN

Benty, D. D. N. dan Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Malang: UM Press.
Imron, A. dan Sumarsono, R. B. 2017. Manajemen Hubungan dan Partisipasi Masyarakat di Sekolah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kowalski, T.J. 2011. Public Relations in Schools. Educational Leadership Faculty Publications. Paper 49. (Online) (http://ecommons.udayton.edu/eda_fac_pub/49) diakses 12 Februari 2019.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional.
Sa’ud, S. U. Dan Makmun, S. A. 2005. Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Suryosubroto. 2012. Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Wiratno, B. 2016. Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial. Volume 26, Nomor 1, (Online) (journalls.ums.ac.id/index.php/jpis/article/viewFile/2062/1564) diakses 8 Februari 2019.


0 Komentar